NAPZA (narkotika,
psikotropika, dan zat aditif )
A.
Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan
pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam
tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit,
rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan.
Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis
bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang
pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
Narkotika digolongkan menjadi 3
kelompok yaitu :
- Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
- Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
- Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.
Jenis-Jenis
Narkotika
B. PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat,
baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika dan berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku.
Berdasarkan fungsinya obat psikotropika dibedakan
menjadi tiga yaitu obat stimulan, obat depresan, dan obat halusinogen:
·
Obat stimulan
( obat perangsang ) adalah obat yang merangsang system saraf sehingga orang
yang merasakan lebih pwecaya diri dan selalu waspada contoh obat ini adalah,
kafein nikotin dan kokain
·
Obat depresan
( obat penenang ) adalah obat yang dapat menekan system saraf sehingga
pemakaiannya merasa ngantuk dan tingkat kesadarannyaturun. Contoh obat jenis
ini adalah alcohol dan barbiturate
·
Obat
halusinogen adalah obat yang dapat membelokkan pikiran pemakaiannya
GOLONGAN I
• Antipsikosis
adalah dapat
mengobati gangguan mental pada penderita skizoprenia mengatasi
agresivitas,hiperaktivitas dan labilitas emosinal pasien psikosis. Antipsikotik
menghambat dopamin pada otak sehingga memulihkan gejala psikotik dan menghambat
daerah pemicu kemoreseptor dan pusat muntah(emetik) pada otak sehingga
menghasilkan efek antiemetik. Contohnya :
• Klorpromazin (CPZ) dan Derivat Fenotiazin.
• CPZ merupakan fenotiazin pertama yang digunakan untuk pengobatan perilaku
psikotik klien rumah sakit jiwa berefek sedasi kuat menurunkan tekanan darah
yang disertai sikap kecekapan dan daya fikir berkurang, aktivitas motorik
terganggu, menimbulkan gejala parkinsonisme (efek ekstrapiramid)
GOLONGAN II
• Antiansietas
terutama berguna untuk pengobatan psikoneurosis (gangguan
emosi).
• Antiansientas yang terutama adalah golongan Benzodiazepin
Contohnya
:
• Golongan Benzodiazepin yang
banyak disalahgunakan diantaranya adalah Dizepam
(valium), Bromazepam (lexotan),
Flunitrazepam (rohypnol), Nitrazepam (mogadon) dan
Nitradizepam (nipam). Penggunaan
antiansietas dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama
dapat menimbulkan ketergantungan
psikis dan fisik.
GOLONGAN III
• Antidepresi
adalah obat
untuk mengatasi depresi mental yang biasanya mendadak dan adanya kejadian
pencetus.
Contohnya
:
• Obat Antidepresi ialah obat untuk mengatasi depresi mental, selain itu
digunakan untuk
menghilangkan, memperbaiki dan meringankan gejala-gejala
suasana jiwa seperti murung
dan lain sebagainya, yang termasuk obat golongan
antidepresi antara lain Zolof, Anafrinie,
dan Prozac.
Golongan IV
• Psikogenik
Psikogenik adalah obat yang dapat menimbulkan kelainan
tingkah laku, disertai halusinasi,
ilusi, dan gangguan cara berpikir, jadi dapat menimbulkan
psikosis (gangguan kejiwaan yang
sangat akut dan kronik). Salah satu golongan psikogenik
yang banyak dikenal oleh
masyarakat adalah marihuana atau ganja. Sesuai dengan
Undang-undang RI no 5 tahun 1997
tentang psikotropika, yang termasuk golongan psikotropika
adalah Sedative-Hipnotik,
Amfetamin, dan Halusinogen.
Macam – Macam
Psikotropika
Zat adiktif hampir semuanya termasuk
ke dalam psikotropika, tetapi tidak semua psikotropika menimbulkan ketergantungan.
Berikut ini termasuk ke dalam golongan psikotropika yang tidak membuat
kecanduan, yaitu LSD (Lysergic Acid Diethylamide) dan amfetamin. Penyalahgunaan
kedua golongan psikotropika ini sudah meluas di dunia.
a. LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
LSD merupakan zat psikotropika yang
dapat menimbulkan halusinasi (persepsi semu mengenai sesuatu benda yang
sebenarnya tidak ada). Zat ini dipakai untuk membantu pengobatan bagi
orang-orang yang mengalami gangguan jiwa atau sakit ingatan. Zat ini bekerja
dengan cara membuat otot-otot yang semula tegang menjadi rileks. Penyalahgunaan
zat ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menderita frustasi dan
ketegangan jiwa.
b. Amfetamin
Kita seringkali mendengar pemberitaan
di media massa mengenai penjualan barang-barang terlarang, seperti ekstasi dan
shabu. Ekstasi dan shabu adalah hasil sintesis dari zat kimia yang disebut
amfetamin. Jadi, zat psikotropika, seperti ekstasi dan shabu tidak diperoleh
dari tanaman melainkan hasil sintesis. Pemakaian zat-zat tersebut akan
menimbulkan gejalagejala berikut: siaga, percaya diri, euphoria (perasaan
gembira berlebihan), banyak bicara, tidak mudah lelah, tidak nafsu makan,
berdebar-debar, tekanan darah menurun, dan napas cepat. Jika overdosis akan
menimbulkan gejala-gejala: jantung berdebar-debar, panik, mengamuk, paranoid
(curiga berlebihan), tekanan darah naik, pendarahan otak, suhu tubuh tinggi,
kejang, kerusakan pada ujung-ujung saraf, dan dapat mengakibatkan kematian.
Jika sudah kecanduan, kemudian dihentikan akan menimbulkan gejala putus obat
sebagai berikut: lesu, apatis, tidur berlebihan, depresi, dan mudah
tersinggung.
Dampak Negatif
Zat Psikotropika
Orang yang menggunakan obat psikotropika ajkan
mengalami gangguan system saraf. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
·
Narkotika
dapat menyebabkan rasa sakit dan membuat sensasi sehingga pemakaianya merasa
senang karena tidak terganggu masalah yang di hadapinya. Namun, penggunaan yang
berlebihan dapat menyebabkan kematian.
·
Kokain dapat
diggunakan untuk pembiusan local. Kokain bersifat stimulan terhadap sistem
saraf sehingga dapat meningkatkan stamina dan mengurangi kelelahan. Namun
penggunan kokain hanya sementara biasanya diikuti dengan perasan tertekan dan
takut (depresi). Penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan pingsan atau
bahkan kematian jika penggunaanya tiba-tiba dihentikan pecandu akan menderita
penyakit dengan tanda-tanda kejang-kejang, muntah, diare, berkeringat dan sukar
tidur.
·
Morfin
dapatmenghilangkan rasa sakit. Namun, morfin menyebabkan rasa kantuk dan lesu,
kebingunan, perasaan kebahagian yang berlebihan ( euforioa ), dan gangguan
system pernapasan.
·
Ekstasi dapat
menimbulkan rasa segar dan penuh energi sehingga pemakaiannya merasa mengantuk.
Namun, pemakaiobat ini mengurangi keinginan untuk minum sehingga dapat
mengalami dehidrasi. Penggunaan dalam waktu lama menyebabkan kehilangan daya
ingat dan kemampuan menggerakan badan.
C.
Zat
Adiktif
Zat
adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan
ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug
dependence).Bahan-bahan kimia tidak hanya menyangkut bahan bahan kimia yang ada
di rumah tangga, seperti pemutih, pembersih, dan zat-zat aditif makanan, tetapi
juga zat zat yang dapat menimbulkan pengaruh negatif atau efek samping bagi
kesehatan jika pemakaiannyadisalahgunakan. Bahan kimia dimaksud di sini adalah
kelompok zat kimia yang tergolong ke dalam zat adiktif dan psikotropika.
Kelompok
zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau
bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit,
dan dapat menimbulkan ketergantungaN.
Narkotika
menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi dalam
3 golongan, yaitu:
1. Golongan
I, narkotika hanya digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi sangat
tinggi untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
2. Golongan
II, narkotika untuk pengobatan yang digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta memiliki potensi kuat untuk mengakibatkan sindrom
ketergantungan.
3. Golongan
III, narkotika untuk pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Macam – macam Zat Adiktif
a. Ganja
Ganja atau mariyuana
merupakan zat adiktif narkoba dari golongan kanabionoid. Ganja terbuat dari
daun, bunga, biji, dan ranting muda tanaman mariyuana (Cannabis sativa) yang
sudah kering.
Tanda-tanda penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab,
santai dan lemah, banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun, menguap
atau mengantuk, tetapi susah tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap
cahaya dan badan kurus karena susah makan. Tanda-tanda gejala putus obat
(ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu makan. Tanda-tanda
gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tidak
teratur, napas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa.
b. Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan opioida,
dikenal juga dengan sebutan candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil
dari getah buah mentah Pavaper sommiverum.
Opium digunakan untuk menghilangkan rasa sakit karena luka atau menghilangkan
rasa nyeri pada penderita kanker. Namun dalam dosis berlebih dapat
mengakibatkan kecanduan yang akhirnya menyebabkan kematian.
Penggunaannya yang menyalahi aturan dapat menimbulkan rasa
sering mengantuk, perasaan gembira berlebihan, banyak berbicara sendiri,
kecenderungan untuk melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah,
ukuran pupil mata mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir.
Jika pemakaian obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap,
kepala terasa berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas
lelah, badan menggigil, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis
atau overdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut: tertawa tidak wajar, kulit
lembap, napas pendek tersenggal-senggal, dan dapat mengakibatkan kematian.
c. Kokain
Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari
narkotika. Kokain diperoleh dari hasil ekstraksi daun tanaman koka
(Erythroxylum coca). Zat ini dapat dipakai sebagai anaestetik (pembius) dan
memiliki efek merangsang jaringan otak bagian sentral. Pemakaian zat ini
menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan
gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Seperti
halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat
mengakibatkan kematian.
d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti
pil BK dan magadon digunakan sebagai zat penenang(sedativa-hipnotika).
Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan
dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur.
Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalu
mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat. Jika sudah
kecanduan, kemudian diputus pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala gelisah,
sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah
naik, dan kejang-kejang.
Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul gejala
gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan,
suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya
melebihi dosis tertentu dapat menimbulkan kematian.
e. Nikotin
Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman
tembakau. Namun, orang biasanya mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat
murninya, melainkan secara tidak langsung ketika mereka merokok. Nikotin yang
diisap pada saat merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan
tekanan darah, bersifat karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko
terserang kanker paru-paru, kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar
(emphysema), risiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan gangguan
kehamilan.
f. Alkohol
Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi)
sejumlah bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini
sudah dikenal manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk
mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri
turun, dan muka kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian
dihentikan
maka akan timbul gejala gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan
gangguan jiwa. Jika overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku
menjadi kacau, kendali turun, dan banyak bicara sendiri.
Ada 3 golongan minuman beralkohol :
a. Golongan A
: kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
b. Golongan B
: kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C
: kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker ).
Dampak / Efek yang Dapat Ditimbulkan Zat Adiktif
a.
Efek/Dampak
Penyalahgunaan Minuman Alkohol dalam minuman keras dapat menyebabkan gangguan
jantung dan otot syaraf,mengganggu metabolisme tubuh, membuat janis menjadi
cacat, impoten serta gangguanseks lainnya.
b.
Efek/Dampak
Penyalahgunaan GanjaZat kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat menyebabkan
daya tahan tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang penyakit
dan infeksi sertamemperburuk aliran darah koroner.
c.
Efek/Dampak
Penyalahgunaan Halusinogendalam tubuh manusia dapat mengakibatkan pendarahan
otak.
d.
Efek/Dampak
Penyalahgunaan KokainZat adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang
dapat menyebabkan kekurangansel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat
badan kurus kering. Selain itukokain menimbulkan perforesi sekat hidung (ulkus)
dan aritma pada jantung.
e.
Efek/Dampak
Penyalahgunaan Opiat / OpiodaZat opioda atau opiat yang masuk ke dalam badan
manusia dapat mengganggumenstruasi pada perempuan / wanita serta impotensi dan
konstipasi khronuk pada pria /laki-laki.
f.
Efek/Dampak
Penyalahgunaan InhalasiaInhalasia memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita
seperti gangguan pada fungsi jantung, otak, dan lever.
g.
Efek/Dampak
Penyalahgunaan Non ObatDalam kehidupan sehari-hari sering kita temui
benda-benda yang disalahgunakan oleh banyak orang untuk mendapatkan efek
tertentu yang dapat mengakibatkan gangguankesehatan. Contoh barang yang
dijadikan candu antara lain seperti bensin, thiner, racun serangga, lem uhu,
lem aica aibon. Efek dari penggunaan yang salah pada tubuh manusiaadalah dapat
menimbulkan infeksi emboli.
boleh tau sumbernya darimana ?
AntwoordVee uit